1
Judul : Layla & Majnun
Penulis : Nizami
Penerjemah :
Nina Artanti R.
Penerbit :
Mutiara Media
Tahun Terbit : 2009
Tebal Buku :
191 halaman
Nyepi hari ini, ditemani dua buku
yang sangat menarik membuatku tidak merasa sepi lagi. Ok, buku yang pertama
berjudul Layla & Majnun. Pertama
kali menemukan buku ini di deretan rak perpustakaan, tentu sangat menggetarkan
jiwa. Wah, sebuah kisah klasik. Tanpa berpikir panjang, aku langsung membacanya.
Satu hal yang membuatku terus dan terus membaca buku ini sampai akhir yaitu
rasa penasaran dengan kisah yang sebenarnya antara Layla dan Majnun. Entah penghayatanku
yang kurang terhadap buku tersebut atau mungkin alasan lainnya. Selesai membaca
buku ini, aku mulai bertanya, “Apa itu perjuangan?”. Tidak ada aksi heroik bak
pangeran. Mungkin aksinya lebih dari heroik dalam buku ini.
Sekarang ini, apakah setiap perempuan
merasa bahagia mendapatkan sebuah puisi dari seorang laki-laki? Itulah cara
yang dipilih Qays (Majnun) dalam mengungkapkan rasa cintanya pada Layla. Pada saat
itu, nampaknya cinta terlalu konyol untuk sebatas puisi dan syair sehingga
Majnun memilih mengasingkan diri ke hutan sembari terus mendendangkan syair dan
puisi-puisi cintanya untuk Layla. Majnun lebih memilih untuk menceritakan kepedihan
hatinya pada semesta. Hanya satu hal yang ia sadari bahwa perasaan cintanya itu
datang dari Allah dan Majnun betul-betul memasrahkan perasaan tersebut pada
Tuhannya.
Bagaimana dengan perasaan Layla?
Layla juga mencintai seorang Majnun dalam hati. Ya, cukup di dalam hatinya,
hanya Layla dan Allah yang mengetahui akan hal itu. Sebagai perempuan, Layla
menyimpan perasaan cintanya dengan sangat rapi dalam jiwanya. Tentu saja itu
bukan perkara yang mudah, mencintai orang yang paling dibenci oleh keluarga,
kerabat, bahkan sukunya.
Akhirnya, tiada hal lain yang
memisahkan mereka, selain kematian. Majnun merelakan dirinya menjadi sebuah
lilin yang perlahan membakar habis dirinya. Majnun yang merelakan dirinya menyirami
benih-benih cinta yang ditanam oleh Layla dengan air matanya. Sebab, keduanya
rela perasaan cinta ini datang dari Tuhannya.
2
Judul : Batas Antara Keinginan
dan Kenyataan
Penulis : Akmal Nasery Basral
Penerbit :
Qanita
Tahun Terbit : 2010
Tebal Buku :
306 halaman
Buku yang kedua menceritakan sebuah
kisah perjalanan yang begitu menyenangakan dari tokoh bernama Jaleswari. Begitu
banyak hal-hal menarik yang ditemukan dalam novel ini. Ya, petualangan memang
selalu menarik untuk diceritakan. Aku sangat suka dengan karakter tokoh
Jaleswari yang begitu kuat, tangguh, pemberani, dan cukup humoris.
Tema utama yang diusung dalam novel ini
tentang pendidikan, tepatnya sebuah sekolah di daerah Ponti Tembawang,
Kalimantan, yaitu daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Permasalahan pendidikan
benar-benar kompleks di daerah tersebut. Akibatnya pengetahuan dan rasa
nasionalisme masyarakat setempat pun masih sangat rendah sekali. Mereka lebih
memilih anaknya untuk berladang dan berbuburu daripada sekolah. Mengirim anak
gadisnya bekerja menjadi TKW di Malaysia. Mengkonsumsi produk-produk negera
tetangga di negeri sendiri karena produk dalam negeri lebih mahal. Menjual hasil
panen ke negera tetangga dan memegang dua mata uang sekaligus. Mirisnya, mereka
tidak tahu cara mengibarkan bendera Merah-Putih sebagai bendera negera mereka
sendiri.
Sangat disayangkan, akhir ceritanya
terlalu dipaksakan. Semua konfliknya selesai begitu saja. Akan tetapi, banyak
hal yang bisa kita jadikan pelajaran hidup dari novel ini. Membuka pikiran dan
wawasan pembaca bahwa sebuah batas itulah yang sebenarnya tak terbatas. Mendobrak
pikiran kita yang masih terbatas tentang Indonesia.
Salam Literasi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar